Arunika.cloud
Tamiya Mini 4 WD - Robotik - Software Engineer

Yok kenalan dengan Robotika
Yuk, kita kenali bareng-bareng hobi baru yang lagi naik daun: Robotika! Mungkin masih banyak yang merasa asing sama istilah ini. Tapi belakangan ini, lomba-lomba seperti robot line follower mulai booming di kalangan Gen Z. Semangat anak-anak muda buat ngulik robot makin keliatan, apalagi kalau udah soal adu kecepatan di arena kompetisi. Sayangnya, harga kit robot yang bisa sampai jutaan rupiah kadang bikin mimpi ini terasa mahal buat sebagian orang.
Ngomong-ngomong soal Tamiya, ternyata mainan jadul itu bisa dikategorikan sebagai robot, loh! Yap, karena secara teknis dia punya sistem mekanik, bisa bergerak, dan bisa dikendalikan. Jadi nggak heran kalau banyak yang mulai tertarik belajar robotika dari hal-hal sederhana kayak Tamiya. Seru banget kan kalau ternyata mainan masa kecil kita bisa jadi pintu masuk ke dunia teknologi yang canggih? Nah, sebelum makin dalam bahas robot, yuk kita kenalan dulu: apa sih itu robotika?
Kalau denger kata “robot”, pasti yang kebayang itu Astroboy atau Megazord-nya Power Rangers—robot gede yang bisa ngeluarin laser atau jurus pamungkas. Dan bener, itu semua termasuk robot juga, lebih tepatnya disebut robot humanoid, yaitu robot yang bentuk atau gerakannya menyerupai manusia. Tapi robot nggak harus selalu punya muka atau tangan, kok. Banyak juga robot yang bentuknya simpel tapi punya fungsi luar biasa, seperti robot pembersih lantai. Nah, bedanya, robotika itu adalah ilmu yang mempelajari cara kerja dan pembuatan robot-robot keren itu.
Robotika sendiri udah ada sejak zaman dulu banget, jauh sebelum robot mainan masuk toko. Tokoh penting dalam sejarah robotika adalah seorang cendekiawan Muslim bernama Bapak Al-Jazari. Beliau hidup pada abad ke-12 dan dikenal jago banget dalam bidang mekanik serta teknik. Al-Jazari menciptakan berbagai alat otomatis, termasuk robot humanoid yang bisa menghibur tamu raja. Karena inovasi-inovasi itu, beliau dikenal sebagai Bapak Robotika dan menjadi inspirasi banyak ilmuwan modern sampai hari ini.
Nah, kalau ngomongin robot secara umum, menurut tim Arunika, ada tiga syarat utama agar suatu benda bisa disebut robot. Pertama, robot harus bisa bergerak—baik di tempat maupun berpindah lokasi. Kedua, harus bisa dikendalikan, bisa secara langsung (kayak pakai remote) atau tidak langsung (pakai sensor, misalnya). Dan yang ketiga, robot harus punya fungsi membantu manusia, entah itu bantu bersih-bersih rumah atau bantu riset di luar angkasa. Jadi, robot bukan cuma soal bentuk, tapi juga soal fungsi dan sistem kerjanya.
Setelah tahu definisinya, sekarang kita paham kan kenapa Tamiya bisa dianggap sebagai robot sederhana? Karena dia bisa bergerak, dikendalikan, dan—walaupun fungsinya hiburan—masih termasuk kategori membantu aktivitas manusia. Nah, ilmu untuk memahami cara kerja si Tamiya ini adalah bagian dari robotika. Mulai dari bagaimana rodanya bisa muter, gimana aliran listriknya menggerakkan dinamo, sampai cara remote-nya mengatur arah gerak. Semua itu adalah bagian dari ilmu robotika.
Belajar robotika itu seru banget karena kita nggak cuma belajar satu hal, tapi tiga ilmu besar sekaligus. Ilmu pertama adalah mekanik, yang ngurusin soal rangka dan gerak. Kedua adalah elektronika, yang bikin robot bisa “hidup” dengan listrik dan sensor. Dan ketiga adalah komputer atau komputasi, yang berfungsi sebagai otak buat mikir dan kasih perintah ke robot. Nah, gabungan dari ketiga ilmu ini yang bikin robot bisa jalan, belok, bahkan mikir (dengan bantuan AI).

Yuk, kita kenali bareng-bareng hobi baru yang lagi naik daun: Robotika! Mungkin masih banyak yang merasa asing sama istilah ini. Tapi belakangan ini, lomba-lomba seperti robot line follower mulai booming di kalangan Gen Z. Semangat anak-anak muda buat ngulik robot makin keliatan, apalagi kalau udah soal adu kecepatan di arena kompetisi. Sayangnya, harga kit robot yang bisa sampai jutaan rupiah kadang bikin mimpi ini terasa mahal buat sebagian orang.
Ngomong-ngomong soal Tamiya, ternyata mainan jadul itu bisa dikategorikan sebagai robot, loh! Yap, karena secara teknis dia punya sistem mekanik, bisa bergerak, dan bisa dikendalikan. Jadi nggak heran kalau banyak yang mulai tertarik belajar robotika dari hal-hal sederhana kayak Tamiya. Seru banget kan kalau ternyata mainan masa kecil kita bisa jadi pintu masuk ke dunia teknologi yang canggih? Nah, sebelum makin dalam bahas robot, yuk kita kenalan dulu: apa sih itu robotika?


Kalau denger kata “robot”, pasti yang kebayang itu Astroboy atau Megazord-nya Power Rangers—robot gede yang bisa ngeluarin laser atau jurus pamungkas. Dan bener, itu semua termasuk robot juga, lebih tepatnya disebut robot humanoid, yaitu robot yang bentuk atau gerakannya menyerupai manusia. Tapi robot nggak harus selalu punya muka atau tangan, kok. Banyak juga robot yang bentuknya simpel tapi punya fungsi luar biasa, seperti robot pembersih lantai. Nah, bedanya, robotika itu adalah ilmu yang mempelajari cara kerja dan pembuatan robot-robot keren itu.
Robotika sendiri udah ada sejak zaman dulu banget, jauh sebelum robot mainan masuk toko. Tokoh penting dalam sejarah robotika adalah seorang cendekiawan Muslim bernama Bapak Al-Jazari. Beliau hidup pada abad ke-12 dan dikenal jago banget dalam bidang mekanik serta teknik. Al-Jazari menciptakan berbagai alat otomatis, termasuk robot humanoid yang bisa menghibur tamu raja. Karena inovasi-inovasi itu, beliau dikenal sebagai Bapak Robotika dan menjadi inspirasi banyak ilmuwan modern sampai hari ini.
Nah, kalau ngomongin robot secara umum, menurut tim Arunika, ada tiga syarat utama agar suatu benda bisa disebut robot. Pertama, robot harus bisa bergerak—baik di tempat maupun berpindah lokasi. Kedua, harus bisa dikendalikan, bisa secara langsung (kayak pakai remote) atau tidak langsung (pakai sensor, misalnya). Dan yang ketiga, robot harus punya fungsi membantu manusia, entah itu bantu bersih-bersih rumah atau bantu riset di luar angkasa. Jadi, robot bukan cuma soal bentuk, tapi juga soal fungsi dan sistem kerjanya.
Setelah tahu definisinya, sekarang kita paham kan kenapa Tamiya bisa dianggap sebagai robot sederhana? Karena dia bisa bergerak, dikendalikan, dan—walaupun fungsinya hiburan—masih termasuk kategori membantu aktivitas manusia. Nah, ilmu untuk memahami cara kerja si Tamiya ini adalah bagian dari robotika. Mulai dari bagaimana rodanya bisa muter, gimana aliran listriknya menggerakkan dinamo, sampai cara remote-nya mengatur arah gerak. Semua itu adalah bagian dari ilmu robotika.
Belajar robotika itu seru banget karena kita nggak cuma belajar satu hal, tapi tiga ilmu besar sekaligus. Ilmu pertama adalah mekanik, yang ngurusin soal rangka dan gerak. Kedua adalah elektronika, yang bikin robot bisa “hidup” dengan listrik dan sensor. Dan ketiga adalah komputer atau komputasi, yang berfungsi sebagai otak buat mikir dan kasih perintah ke robot. Nah, gabungan dari ketiga ilmu ini yang bikin robot bisa jalan, belok, bahkan mikir (dengan bantuan AI).

Robotika itu cocok banget buat kamu yang suka tantangan dan eksplorasi. Nggak harus langsung bikin robot canggih, mulai dari hal-hal kecil dulu seperti mobil remote atau line follower udah cukup banget kok. Dengan alat sederhana dan sedikit kreativitas, kamu bisa banget bikin robot buatanmu sendiri. Selain nambah skill, belajar robotika juga bikin kamu lebih peka sama logika dan teknologi sekitar. Dan siapa tahu, dari hobi ini kamu bisa nemu jalan karier masa depan.
Jadi, buat kamu, ayah, bunda, atau siapa pun yang baru mulai tertarik sama dunia robot, jangan takut buat mulai. Arunika bakal nemenin kamu belajar dari dasar banget, dari mengenal alat dan teori hingga praktek bikin robot. Nantinya kita bakal bahas juga robotika tingkat lanjut yang pake coding dan sensor pintar. Yuk ikuti terus segmen belajar robotika ini, jangan di-skip yaa! Karena di sini kita percaya, robotic is fun—start with your Tamiya!
Artikel terkait
Artikel Lain yang memiliki keterkaitan dengan artikel ini
1. | ![]() |
Yok kenalan dengan Robotika 09 April 2025 |