Arunika.cloud

Tamiya Mini 4 WD - Robotik - Software Engineer

profile-image
Yogi Samb 10 April 2025

Belajar Logika By Prof EKOJI Bagian 1

Image placeholder

Belajar logika dasar pemrograman itu kadang terasa kayak masuk ke dunia baru yang penuh teka-teki. Tapi semua berubah waktu saya mengikuti kegiatan "Simulasi dan Kompetisi Coding Guru Nasional 2025". Di acara itu, salah satu pematerinya adalah sosok yang sudah saya kagumi sejak lama: Prof. EKOJI. Cara beliau menjelaskan logika pemrograman benar-benar mind-blowing—sederhana, lugas, tapi nancep banget di kepala. Bukan cuma kasih teori, beliau juga nyuguhin cara belajar yang bikin konsep rumit jadi serasa main puzzle. Jujur, itu pengalaman belajar yang langka dan bikin saya makin semangat ngulik coding. Dari situlah muncul ide saya buat nulis artikel ini, biar semangat belajar ini bisa nular ke yang lain juga.

Saya tidak bermaksud mengambil metode Prof. EKOJI untuk kepentingan pribadi. Justru sebaliknya, saya pengen berbagi karena merasa apa yang beliau ajarkan sayang banget kalau cuma berhenti di saya. Artikel ini ditulis dengan gaya yang udah pernah diajarkan juga oleh Prof. EKOJI dalam sesi penulisan ilmiah ringan di acara tersebut. Jadi bisa dibilang, ini bukan sekadar catatan, tapi bentuk apresiasi saya terhadap beliau dan ilmunya. Saya hanya mengulang dan menyampaikan kembali dengan bahasa yang mungkin lebih dekat dengan teman-teman guru atau siapa saja yang baru mulai belajar coding. Karena saya percaya, belajar logika dasar pemrograman itu penting, dan kalau bisa dipelajari dengan cara yang menyenangkan, kenapa nggak? Yuk, kita gali sama-sama apa saja yang saya dapat dari sang maestro logika ini.


Link Sumber : Pelatihan dan Kompetisi Coding Guru Nasional 2025

Tahap 1

Saat pertama kali mulai belajar logika dasar pemrograman, tentunya merasa kebingungan harus mulai dari mana akan dialami oleh semua orang. Khususnya saya sendiri ketika belajar dasar pemrograman 16 tahun yang lalu saat saya masih kelas 1 SMA. Banyak istilah asing dan konsep yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Tapi begitu Prof. Indrajit mulai menjelaskan dengan cara yang sederhana dan dekat dengan keseharian, semuanya jadi terasa lebih mudah dipahami. Bayangkan kita punya gambar kendaraan yang sedang berada di sebuah jalan. Kendaraan itu bisa menghadap ke kanan, kiri, atas, atau bawah, tergantung dari arah tujuannya. Nah, sebelum kendaraan itu kita suruh jalan, kita harus tahu dulu dia sedang menghadap ke mana. karena, jika kita langsung beri perintah jalan tanpa tahu arahnya, bisa-bisa dia malah nyasar ke tempat yang salah. Misalnya, kalau mobilnya lagi menghadap ke kanan, maka saat kita suruh jalan, dia akan melaju ke arah kanan. Tapi kalau ternyata ada kendaraan yang lain menghadap ke atas (misal roket), maka perintah jalan akan membuatnya naik ke atas.

Image placeholder
Image placeholder

Tahap 2

Setelah kita mengerti arah kendaraan, langkah berikutnya adalah mengenal jalan yang akan dilalui. Ini penting banget, karena kendaraan nggak akan bisa jalan dengan benar kalau kita nggak tahu medannya seperti apa. Nah, dalam logika pemrograman, jalan ini bisa dianalogikan sebagai pemetaan—semacam petanya kendaraan untuk tahu harus ke mana. Bayangkan jalan itu terdiri dari kotak-kotak seperti papan catur, dan setiap kotaknya punya alamat khusus. Alamat ini ditentukan oleh baris dan kolom, yang masing-masing punya angka. Misalnya, kalau sebuah kotak ada di baris ke-2 dan kolom ke-6, maka lokasinya bisa ditulis sebagai “2,6”. Perlu dicatat, baris itu artinya kotaknya ke arah bawah, dan kolom itu ke arah kanan. Jadi semakin ke bawah, angka barisnya naik, dan semakin ke kanan, angka kolomnya bertambah. Cara berpikir seperti ini sangat membantu untuk membangun pola berpikir sistematis, yang nantinya akan berguna banget saat membuat logika program.

Pemetaan ini juga bisa diibaratkan sebagai alamat rumah. Kalau kita tahu kendaraan ada di titik 2,6 dan kita mau mengarahkannya ke titik 2,9, maka kita tahu dia harus jalan lurus ke kanan sebanyak tiga kotak. Nah, dari sini, kita mulai belajar gimana caranya “mengatur” kendaraan supaya bisa sampai tujuan dengan langkah yang tepat. Sama seperti dalam coding, kita harus tahu posisi awal, arah hadap, dan tujuan, baru deh bisa kasih serangkaian perintah yang logis. Jadi meskipun kita belum menyentuh kode sama sekali, kita sebenarnya sudah mulai berpikir seperti seorang programmer. Ini yang membuat metode pembelajaran Prof. Indrajit terasa menyenangkan—karena kita bisa paham dasar logika pemrograman tanpa harus langsung ketemu sintaks yang njelimet. Semua dimulai dari cara pandang yang benar terhadap arah dan peta jalan.

Tahap 3

Setelah memahami bagaimana jalan dipetakan, sekarang saatnya kita mengenal rambu-rambu lalu lintasnya. Dalam konteks ini, rambu lalu lintas bukan seperti yang kita lihat di jalan raya, tapi berupa papan blok berwarna yang memberi tahu kendaraan harus ngapain. Untuk tahap awal, kita belajar empat jenis papan blok dulu yang mewakili perintah dasar.

  1. Pertama, papan blok berwarna kuning dengan gambar bendera bertuliskan "START". Ini adalah titik awal kendaraan akan memulai perjalanannya, lengkap dengan posisi koordinat di tabel.
  2. Kedua, papan blok merah yang menunjukkan titik tujuan akhir—tempat kendaraan harus berhenti setelah mengikuti semua petunjuk.
  3. Ketiga, papan blok biru dengan panah ke kanan yang berarti kendaraan harus maju satu kotak.
  4. Terakhir, papan blok biru dengan panah ke kiri, artinya kendaraan mundur satu kotak.

Keempat rambu ini adalah dasar dari logika pergerakan yang akan kita bangun. Dari sini kita mulai berpikir: kalau kendaraan mulai dari posisi A, rambu apa saja yang perlu dipasang agar bisa sampai ke titik tujuan B? Ini seperti menyusun cerita perjalanan, tapi dengan aturan yang jelas dan urutan yang logis. Setiap rambu adalah bagian dari instruksi, dan kita ditantang untuk menyusunnya agar kendaraan tidak nyasar. Meskipun terlihat sederhana, latihan ini sangat efektif untuk melatih otak berpikir runtut dan fokus pada tujuan. Dan inilah dasar-dasar pemrograman yang sebenarnya—bukan langsung menulis kode, tapi membentuk pola pikir yang terstruktur.

Image placeholder

Belajar logika dasar pemrograman memang nggak harus langsung ketemu kode yang bikin pusing. Justru, dengan pendekatan visual dan analogi seperti kendaraan, arah, jalan, dan rambu-rambu, kita bisa lebih mudah memahami konsep dasarnya tanpa merasa terbebani. Apa yang diajarkan Prof. Indrajit benar-benar membuka cara pandang baru bahwa logika pemrograman itu bisa dibuat seru, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dari mengenali arah kendaraan, membaca peta jalan, sampai memahami arti papan blok sebagai rambu, semua itu adalah pondasi penting dalam berpikir ala programmer. Dan yang paling penting, kita belajar untuk berpikir runtut, terarah, dan penuh strategi. Ini bukan cuma berguna untuk ngoding, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari saat harus memecahkan masalah atau membuat keputusan.

Di artikel selanjutnya, kita akan langsung masuk ke contoh penerapan dari konsep-konsep yang sudah kita pelajari. Kita akan melihat bagaimana kendaraan bisa berjalan mengikuti rambu, melewati jalur yang benar, dan sampai di tujuan dengan logika yang tepat. Jadi, buat kamu yang penasaran gimana semua ini bisa dipraktikkan, jangan lewatkan kelanjutannya. Karena belajar logika itu bukan cuma soal paham teori, tapi juga soal bagaimana cara kita mengaplikasikannya secara nyata. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Artikel terkait

Artikel Lain yang memiliki keterkaitan dengan artikel ini


1. foto Belajar Logika By Prof EKOJI Bagian 1
10 April 2025
2. foto Belajar Logika By Prof EKOJI Bagian 2
11 April 2025